This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 19 Februari 2013

Neraca lajur

Neraca Lajur (Dasar-Dasar Akuntansi) A. PENGERTIAN Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan. Neraca Lajur disusun dengan memindahkan data-data Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian.. B. BENTUK Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom. NERACA LAJUR Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldo setelah Penyesuain Rugi-Laba Neraca D K D K D K D K D K C. CONTOH Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan contoh jurnal penyesuaian pada BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai berikut: NERACA LAJUR (Dalam Ribuan) Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldo setelah Penyesuain Rugi-Laba Neraca D K D K D K D K D K Kas 356.250 356.250 356.250 Piutang dagang 5.000 5.000 5.000 Kendaraan 150.000 150.000 150.000 Peralatan 50.000 50.000 50.000 Hutang dagang 50.000 50.000 50.000 Modal 500.000 500.000 500.000 Pendapatan 13.000 600 500 12.900 12.900 Beban telepon 1.000 1.000 1.000 Beban asuransi 750 500 250 250 563.000 563.000 Beban depresiasi 9.000 9.000 9.000 Ak. Depr. 9.000 9.000 9.000 Asuransi dibyr dimk 500 500 500 Beban gaji 2.000 2.000 Hutang gaji 2.000 2.000 2.000 2.000 Pendptan diterima dimk 600 600 600 Piutang pendapatan 500 500 500 12.250 12.250 574.500 574.500 12.250 12.900 650 Laba 650 12.900 12.900 562.250 562.250 Latihan 14 Buatlah jurnal penyesuaian untuk transaksi-transaksi berikut ini: 1. Perusahaan telah membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp 12.000.000; 2. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp 10.000.000; tetapi uangnya belum diterima. 3. Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000; 4. Perusahaan masih harus membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000; 5. Sisa perlengkapan yang ada sebesar Rp 500.000; 6. Beban depresiasi kendaraan sebesar Rp 1.000.000; Jawab : JURNAL PENYESUAIAN Tanggal Rekening Ref Debet Kredit Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan jurnal penyesuaian di atas buatlah neraca lajurnya! NERACA LAJUR (Dalam Ribuan) Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldo setelah Penyesuain Rugi-Laba Neraca D K D K D K D K D K Kas 100.000 Piutang 50.000 Perlengkapan 1.000 Peralatan 75.000 Kendaraan 80.000 Hutang 80.000 Modal 200.000 Pendapatan 41.000 Beban telepon 500 Beban gaji 500 Beban Asuransi 2.000 Beban sewa 12.000 321.000 321.000

Jurnal penyesuaian

Cara Pencatatan Jurnal Penyesuaian Tujuh transaksi yang diikuti oleh jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut. 1. pendapatan diterima di muka, 2. piutang pendapatan, 3. biaya dibayar di muka, 4. utang biaya, 5. kerugian piutang, 6. penyusutan, dan 7. biaya pemakaian perlengkapan. Mencatat Jurnal Penyesuaian Berikut ini adalah contoh data penyesuaian dan jurnalnya. 1. Pendapatan diterima di muka Pendapatan diterima di muka adalah jika perusahaan menerima pendapatan atas suatu barang/jasa yang belum diserahkan. Contoh: Pada tanggal 3 Agustus 2008, Charity membayar sewa kios selama 1 tahun sebesar Rp6.000.000,00 Jurnal tanggal 3 Agustus 2008 adalah. Kas Rp6.000.000 Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000 (Dicatat oleh pemilik kios) Pada waktu tutup buku tanggal 31 Desember 2008, jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut. Pendapatan diterima di muka Rp2.500.000 Pendapatan sewa Rp2.500.000 Penjelasan : Pada tanggal 3 Agustus 2008 pemilik kios menerima uang sebesar Rp6.000.000,00, tetapi bekum sepenuhnya menjadi hak pemilik kios, karena sewa tersebut untuk satu tahun, buka satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, bekiau mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000 (K). Jika kita memakai dasar akrual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008 yang menjadi hak pemilik kioshanya 5 bulan, yaitu Rp2.500.000 (5/12 x Rp6.000.000= Rp2.500.000). 2. Piutang pendapatan Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima dan belum dicatat, tetapi sebagian sudah seharusnya diterima pada periode yang bersangkutan. Contoh: Tanggal 1 September 2008 PT X menyimpan uang di bank Pasifik Rp1.000.000, suku bunganya 18% / tahun dan bunga diterima oleh PT X setiap 6 bulan sekali. (tiap 1 Maret dan 1 September ). Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan diterima tanggal 1 Maret 2009, sehingga sampai akhir periode akuntansi terdapat bunga yang diterima penendaannya selama 4 bulan. ( 1 September – 31 Desember) yaitu : 4/12 x 18% x Rp1.000.000,00 = Rp60.000 Jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang bunga pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut. Piutang bunga Rp60.000 Pendapatan bunga Rp60.000 3. Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar pada awal periode untuk pembayaran biaya sampai beberapa periode yang ditentukan. Contoh: Pada tanggal 1 Mei 2008 pemilik kios membayar biaya asuransi untuk periode satu tahun kepada PT Aman sebesar Rp3.000.000 Pada tanggal 31 Desember 2008, saat pembuatan jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut. Biaya asuransi Rp2.000.000 Asuransi dibayar di muka Rp2.000.000 Penjelasan : Pada tanggal 31 Desember 2008 asuransi yang sudah terpakai (biaya asuransi) saebesar Rp2.000.000 yaitu selama 8 bulan, dari bulan Mei sampai dengan bulan Desember. Perhitungannya adalah 8/12 x Rp3.000.000= Rp2.000.000 4. Utang biaya Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat. Contoh: Perusahaan membayar upah buruh setiap tiga hari sekali. Tarif upah Rp50.000 per hari. Para buruh dibayar tiap hari Senin. Ternyata tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Minggu. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat upah yang belum dibayar selama tiga hari = 3 x Rp50.000 = Rp150.000 Jurnal penyesuaian yang dicatat perusahaan adalah. Beban gaji Rp150.000 Utang gaji Rp150.000 5. Kerugian Piutang Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang tak tertagih. Contoh: PT XYZ merelakan piutang Tuan B sebesar Rp200.000,00 karena usahanya bangkrut. Jurnal penyesuaian yang dicatat PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2008 adalah. Cadangan kerugian piutang Rp200.000 Piutang usaha Rp200.000 6. Penyusutan Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu. Contoh : Di daftar saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah Rp2.000.000,00, diputuskan manajemen bahwa penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp2.000.000 = Rp200.000 Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut. Beban penyusutan peralatan kantor Rp200.000 Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp200.000 7. Biaya pemakaian perlengkapan Biaya pemakaian perlengkapan adalah nilai sebagian dari harga beli perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi. Contoh: Perlengkapan di daftar saldo memperlihatkan jumlah Rp500.000, setelah dihitung secara fisik persedeiaan perlengkapan pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp300.000. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk kegiatan perusahaan berjumlah Rp200.000 (Rp500.000 – Rp300.000 = Rp200.000) Jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya pemakaian perlengkapan tanggal 31 Desember 2008 adalah. Beban perlengkapan Rp200.000 Perlengkapan Rp200.000

Definisi akuntansi

A. DEFINISI AKUNTANSI http://www.ziddu.com/download/16767064/Dasar-dasarAkuntansi.pdf.html Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu: 1. Fungsi dan Kegunaan Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. 2. Proses Kegiatan Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-ttransaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya. Akuntansi dan Tata Buku Akuntansi lebih luas dari Tata Buku sebab Tata Buku hanyalah pencatatan secara sistimatis transaksi/kejadian yang dinyatakan dengan nilai uang. Cabang Akuntansi Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu: 1. Akuntansi keuangan Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam. 2. Akuntansi manajemen Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen. 3. Akuntansi Pemerintah Adalah cabang akuntansi yang memproses transaksi-transaksi keuangan pemerintah yang menghasilkan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada rakyat melalui lembaga legislatif serta untuk kepentingan pihak-pihak yang terkait. B. SIKLUS AKUNTANSI siklus akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi. 2. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian) 3. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke rekening Buku Besar. 4. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar. 5. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo. 6. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup. 7. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca. C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI Aktiva = harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber ekonomi. Contoh: kas, piutang, gedung dsb. Hutang = kewajiban yang menjadi beban perusahaan. Contoh:hutang pembelian kredit Modal = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan. Contoh:Setoran modal oleh pemilik. D. ANALISIS TRANSAKSI 1. Transaksi yang mempengaruhi Aktiva 1. Pembellian aktiva/aset secara tunai Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah kendaraan seharga Rp. 100.000.000,- secara tunai Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan berkurang sebesar Rp. 100.000.000,- dan kendaraan bertambah senilai Rp. 100.000.000,- 2. Pembelian aktiva/aset secara kredit Contoh = suatu perusahaan membeli mesin foto kopi seharga Rp.50.000.000,- secara kredit. Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu peralatan bertambah senilai Rp. 50.000.000,-dan Hutang bertambah senilai Rp. 50.000.000,-. 3. Penjualan aktiva/aset secara tunai Contoh = suatu perusahaan menjual kendaraan seharga Rp.80.000.000,- secara tunai . Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan bertambah sebesar Rp. 80.000.000,- dan kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp.80.000.000,- 4. Penjualan aktiva/aset secara kredit Contoh = suatu perusahaan menjual kendaraan seharga Rp.150.000.000,- secara kredit Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kendaraan berkurang senilai Rp. 150.000.000,- dan piutang perusahaan bertambah sebesar Rp.150.000.000,- 1. Transaksi yang mempengaruhi Hutang 1. Pembelian aktiva/aset secara kredit Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit seharga Rp. 200.000.000,- Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi hutang yaitu hutang perusahaan bertambah sebesar Rp.200.000.000,- dan peralatan bertambah sebesar Rp.200.000.000,-. 2. Pembayaran hutang Contoh = suatu perusahaan membayar hutang sebesar Rp.50.000.000,- Analisis = transaksi tersebut mempengaruhi hutang yaitu Hutang perusahaan berkurang sebesar Rp. 50.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp. 50.000.000,-. 2. Transaksi yang mempengaruhi Modal 1. Penambahan investasi pemilik Contoh = Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp. 75.000.000,- ke kas perusahaan sebagai tambahan modal. Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan bertambah sebesar Rp. 75.000.000,- dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp. 75.000.000,-. 2. Pengurangan investasi pemilik Contoh = Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000.000,- Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu modal perusahaan berkurang sebesar Rp. 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp. 25.000.000,-. Latihan 1 Transaksi yang mempengaruhi Aktiva: Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp. 2.000.000,- 2. Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp. 200.000,- Jawab: 1. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Latihan 2 Transaksi yang mempengaruhi Hutang: Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp. 4.000.000,- 2. Pembayaran hutang senilai Rp. 100.000,- Jawab: 1. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Latihan 3 Transaksi yang mempengaruhi Modal: Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut: 1. Penambahan investasi oleh pemilik sbesar Rp. 3.000.000,-. 2. Pengambilan untuk pribadi sebesar Rp.300.000,- Jawab: 1. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… E. BASIS AKUNTANSI Basis akuntansi menyatakan saat pengakuan atas transaksi yang merupakan dasar pencatatan transaksi tersebut. Terdapat 2 (dua) basis akuntansi yaitu basis kas dan basis akrual. Basis Kas Suatu transaksi yang diakui dan dicatat berdasarkan saat kas diterima dan dikeluarkan. Basis Akrual Suatu transaksi diakui dan dicatat berdasarkan pengaruh transaksi pada saat kejadian dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan. Latihan 4 Hotel SEPITRUS pada tanggal 30 Desember 2002 menerima pembayaran dimuka sewa kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp. 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4 hari. Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis akrual? Jawab: ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Latihan 5 Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dilakukan pembayaran biaya iklan untuk periode 24 bulan sebesar Rp. 24.000.000,-. Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis akrual? Jawab: ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut: Transaksi Usaha Pembuatan Bukti Asli Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 1 Neraca Lajur Penyesuaian Laporan Keuangan Jurnal Penutup Neraca Saldo setelah penutupan 2 Gambar 1 1. TRANSAKSI Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.3 Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya. Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor. 1 Niswonger, C. Rollin, Phillip E. Fess, and Carl S. Warren. Prinsip- prinsip akuntansi, terjemahan Marianus Sinaga, Edisi 14, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1992, Hal 41. 2 Smith, Jay M. and K. fred Skousen. Akuntansi Intermediate, Edisi kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1994, Hal.67. 3 Horgren, Charles T., Walter T. harrison Jr. Michael A. Robison, dan Thomas H. Secokusumo, Akuntansi di Indonesia, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 1997, hal.13. e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 1 2. PEMBUATAN BUKTI ASLI. Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa. Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut. Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.4 �� Kwitansi Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai. �� Faktur Penjualan atau Pembelian Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian. �� Bukti-bukti lain Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang 3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL). Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.5 Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut: �� Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi �� Nama perkiraan. �� Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet �� Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit. Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini: a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek. b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal). c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu. d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan. e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal. Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang terjadi pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah sebagai berikut: Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening langkah pribadinya di bank. Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi Makmur adalah perkiraan modal pemilik. Langkah 3. Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan sebesar 4 Hadibroto, S. Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam, Dasar – dasar akuntansi, cetakan Kedelapan, LP3S, Jakarta, 1991, hal.43 5 Horngen, Charles T., Op.Cit, hal. 57 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 2 Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan. Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva. Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik. Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah: JURNAL Tanggal Keterangan Debet Kredit 2 april Kas Modal Yudi Makmur 50.000.000,- 50.000.000,- Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh investasi dari suatu transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu debet sebesar Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal. 4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN. a. Buku Besar (Ledger) Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya. Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri. Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit. Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal oleh Yudi Makrnur akan dipindahkan kebuku besar seperti tampak pada gambar 2. b. Buku Tambahan (Sub Ledger) Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur. Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing- e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 3 masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang). Gambar.36 Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang. Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3. Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut : Buku Tambahan Piutang PT. Jayakusuma Tgl. Keterangan D K Saldo D 1 Jan 1 Jan 5 Jan Saldo Pendapatan Jasa Kas - 1.500.000 - - - 1.000.000 1.250.000 2.750.000 1.750.000 PT.Reksa Nada Tgl. Keterangan D K Saldo D 1 Jan Saldo - - 500.000 Buku Tambahan Hutang Fa. Rahayu Tgl. Keterangan D K Saldo D 1 Jan 10 Jan 11 Jan Saldo Perlengkapan Kas - - 5.000.000 - 4.800.000 - 5.000.000 9.800.000 4.800.000 Fa. Multijaya Tgl. Keterangan D K Saldo D 1 Jan 12 Jan Saldo Kas - 1.500.000 - - 9.800.000 8.300.000 6 Sinuraya, selamat. Pengantar Ilmu Akuntansi. Jilid I, Adeputra, Medan, 1990, hal.92 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 4 Buku Controlling Piutang Rp. 1.750.000,- Rp. 500.000,- PT. Jayakusuma PT. Reksanada Rp. 2.250.000,- Buku Controlling Piutang Rp. 4.800.000,- Rp. 8.300.000,- Fa. Rahayu Fa. Multijaya Rp. 13.100.000,- 5. NERACA LAJUR Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan. Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi Makmur per tanggal 31 Desember 199X. PT. Yudi Makmur Neraca saldo Sebelum disesuaikan 31 Desember 199X Kas ……………………………………. Piuta…………………………………… Perlengkapan…..………………………. Sewa Dibayar Muka ….………………. Meubel ………………………………... Hutang…………………………………. Pendapatan Jasa Diterima Dimuka ……. Modal Yudi makmur ………………...… Pengambil Pribadi Yudi ……………….. Pendapatan Jasa………………………… Beban Gaji ……………………………… Beban Listrik …………………………… Rp. 24.800.000 2.250.000 700.000 3.000.000 16.500.000 3.200.000 950.000 400.000 13.100.000 450.000 31.250.000 7.000.000 Total Rp. 51.800.000 Rp. 51.800.000 Gambar 4. Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.7 Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan. 7 Horgren, Charles T., Op.Cit.,hal 143 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 5 Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah: 1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar 2. Pendapatan yang masih harus diterirna 3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu 4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu 5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain 6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies) 7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih 8. Persediaan Barang dagangan.8 Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember. Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah: a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000 b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000 c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000 d. Penyusutan meubel Rp. 275.000 e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000 f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap sebagai pendapatan Rp. 150.000 Ayat – ayat jurnal penyesuaian : a. Piuta…………………………………... 250.000 Pendapatan Jasa ..…………………. 250.000 Untuk mencatat pendapat pendapatan jasa Yang belum diterima b. Beban perlengkapan …………………. 300.000 Perlengkapan……………………….. 300.000 Untuk mencatat perlengkapan yang terpakai c. Beban Sewa ….………………………. 1.000.000 Sewa dibayar Dimuka………….. 1.000.000 d. Beban penyusutan – Meubel ………..……. 275.000 Akumulasi penyusutan –Meubel……… 275.000 Untuk mencatat penyusutan meubel e. Beban gaji……..…………………… 950.000 Hutang Gaji……..………………. 950.000 f. Pendapatan Jasa diterima dimuka …… 150.000 Pendapatan Jasa .……………. 150.000 Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui Sebagai pendapatan. 8 Sinuraya, Selamat, Op.Cit, hal 137 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 6 6. LAPORAN KEUANGAN Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut. Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca. a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7. e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 7 7. JURNAL PENUTUP Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.9 Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi. 2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi. 9 Horngren, Charles T., op. Cit., hal. 199 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 8 3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal. 4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan. Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pacta akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah: 1. Pendapatan Jasa ……………………….. 7.400.000 Ikhtisar Laba Rugi………………… .. 7.400.000 2. Ikhtisar Laba Rugi……………………... 3.875.000 Beban Sewa …………………………….. 1.000.000 Beban Gaji……………………………… 1.900.000 Beban Perlengkapan……………………. 300.000 Beban Penyusutan………………………. 275.000 Beban Listrik……………………………….. 400.000 3. Ikhtisar Laba Rugi (Rp.7.400.000-Rp.3.875.000)…………. 3.525.000 Modal Y udi Makmur …………………… 3.525.000 4. Modal Yudi Makmur ......................... 3.200.000 Pengambilan Pribadi Yudi M………….. 3.200.000 8. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN. Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat. Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup (gambar 8). PT. Yudi Makmur Neraca Saldo Setelah penutupan 31 Desember 199x Kas………………………………… Piutang…………………………… Perlengkapan …………………….. Sewa Dibayar Dimuka……………. Meubel …………………………... Akumulasi penyusutan…………… utang ……………………………… Hutang Gaji……………………….. Pendaptan jasa diterima dimuka…. Modal Yudi Makmur …………….. Rp. 24.800.000 2.500.000 400.000 2.000.000 16.500.000 275.000 13.100.000 950.000 300.000 31.575.000 Total Rp. 46.200.000 Rp.46.200.000